07/10/2015

Jelajah Bangkok #18 - "Eeeh, ƪ(° ̯˚ ʃ) Koq, Ada ESPLANADE di Bangkok..."

#throwbackDec2014

Masih teringat di benak saya, kala itu di hari keempat liburan kami di Bangkok, kakak sayalah yang membuat rencana trip untuk hari tersebut. Saya yang bangun dengan muka bantal, perut melar, dan kaki pegal manggut-manggut saja tanpa terlalu mendengarkan penjelasannya mengenai kemana kami akan memulai hari itu. #peacebro... Kemon, berangkat aja yuk!!



Saya naik skytrain di BTS Phra Khanong lalu turun di BTS Asok. Lalu pindah naik MRT (Sukhumvit) yang terletak di bawah tanah untuk turun di stasiun MRT Thailand Cultural Centre. Nah, kalau selama ini saya naik skytrain dengan memakai Rabbit Card, maka ketika naik MRT saya membeli token berwarna hitam melalui mesin yang tersedia. Untuk jarak tersebut (3 stasiun MRT dari Sukhumvit), saya membayar 20 Baht.



Begitu sampai dan keluar dari stasiun, saya sedikit kaget karena melihat bangunan yang bentuk atapnya mengingatkan saya pada Esplanade di Singapura. Seperti bentuk durian, meski tanpa duri-durinya. Kakak yang denger saya grasak grusuk, langsung nyeletuk, "Yaa.. emang namanya Esplanade. Tuh, lihat..." HOH. SERIUSAN. Ternyata memang nangkring di atas sana label nama dari pusat belanja dan hiburan ini, yaitu "ESPLANADE". Pas coba gugel, ai baru tahu kalau Esplanade itu adalah sebuah kata dalam bahasa inggris yang artinya area/taman terbuka, khususnya yang terletak di pinggir laut/sepanjang pantai.



Konsep di dalamnya sangat kekininian. Desainnya modern dan menimbulkan feel yang nyaman. Yah, kayak mall-mall gede di Jakarta deh.



Oh. Ada The Paul Frank Store di sini. Hayooo... para kolektor pakaian dan pernak-pernik Paul Frank, sikaat!



Wuah, lagi ada Bazaar di sini. Sebagian masih tutup karena saya datang terlalu pagi. Pas siangan dan semua sudah buka, ternyata-eh-ternyata banyak baju yang menarik. Sejumlah stall yang saya masuki menjual pakaian dengan kualitas bahan dan jahitan yang nggak ecek-ecek (a.k.a. middle-up) dimana harganya amat ramah di kantong jika dibandingkan dengan harga yang ditawarkan toko-toko di Jakarta untuk kualitas yang sama. I suppose sih, ini buatan desainer lokal Thailand. One of my favorite dresses came from this place, loh. #eaa #matakiyimeyemmeyek



Ada beberapa fasilitas entertainment di mall ini. Misalnya bioskop (dimana tiketnya bisa dibeli pakai mesin, alias "E-Ticket"), ice-skating, bowling, tempat karaoke, fitness, dan lainnya. Menariknya nih, kata rekan saya yang pernah nonton bioskop di Bangkok, pemutaran setiap film selalu diawali dengan menyanyikan lagu kerajaan (Royal Anthem) sambil berdiri oleh seluruh penonton untuk menghormati Raja dan keluarga kerajaan.



Oh ya, film "Stand by Me"-nya Doraemon dalam waktu dekat kala itu mau ditayangkan di Bangkok. Jadi ada atribut-atribut promonya gitu. Misalnya pengunjung bisa berdiri masuk ke belakang "Pintu Kemana Saja" di atas untuk foto bareng Giant dan Suneo.



Naahh... ini dia alasan utama kakak membawa saya dan keluarga ke sini. Ternyata ada museum Trick Eye gituuu... Hooray! Namanya "Art in Paradise". Biarpun museum semacam ini sudah hadir di banyak negara, tapi gambarnya sering beda-beda gitu 'kan. Well~ dan karena di era smartphone ini ada banyak orang yang keranjingan banget foto dan selfie, museum seperti ini jadi nggak ada matinya. Asik!



Gambar di atas adalah beberapa contoh scene yang tersedia di galeri seni ini. Ada adegan selancar di laut, gelantungan di langit-langit rumah, sampai jadi model untuk cover majalah TIME. Karena sangat menarik, saya buat post terpisah yang menggali lebih rinci mengenai harga tiket, jam buka, dan apa-apa saja yang ada di sini. Simak di sini yah: Jelajah Bangkok #19 - Seru Banget! Ini "Art in Paradise", Museum Ilusi Mata-nya Bangkok!


Setelah puas foto-foto di Art in Paradise, saya pun menikmati santap siang yang menyenangkan di restoran Jepang bernama Yayoi (ada di Basement dari mall ini). Yummy! Not bad loh, enak juga kok...


EmoticonEmoticon