Duid seret tapi pengen nongkrong asik nan rileks? Jangan sedih: Bisaa! Tahu dong ada tempat yang nggak nguras kantong tapi bagus buat memperkaya ide-ide kreatif di kepala: eng ing eng... dimana lagi kalau bukan museum! Naah... kali ini (#recycledpost #throwbackFeb2015) saya dan teman-teman nyempetin diri untuk mampir ke Museum of Contemporary Art (MCA) Australia di Sydney. Lokasinya ada di 140 George Street, The Rocks NSW 2000 (sekitar 350 meter dari stasiun kereta Circular Quay), sedangkan opening hours-nya yakni di 10am - 5pm (setiap hari) dan 10am - 9pm (Kamis).
Bukan museum namanya kalau tampilan gedungnya 11-12 sama gedung sebelahnya. Yang ini meski nggak terlalu nyentrik, tapi arsitektur luar fisik bangunannya beda jauh sama gedung di kiri kanannya. Warna hitam putih, susunan balok yang keluar masuk, dan label timbul raksasa menjadi ciri khas pembedanya.
Gedung ini punya 4 lantai + 1 lantai dasar. Ada dua pameran ketika saya ke sana, yakni di lantai 2 dan lantai 3. Sempet mikir dua kali untuk masuk sini waktu tahu pameran di lantai 3 bayar AUD 20 untuk orang dewasa (kalau mau gratis harus jadi member MCA), 200ribu coyy buat ke museum... #gakrelagitu #pelitmodeon. Eeeh.. ternyata pameran di lantai 2 gratis, horeee..! Who doesn't love free stuffs saving money anyway?
Lantai tersebut menampilkan koleksi yang dimiliki MCA. Totalnya ada 4000 objek yang dibuat oleh seniman Australia dalam koleksi MCA tersebut. Karena jumlahnya yang banyak, nggak semuanya bisa ditampilkan sekaligus, sehingga hanya objek tertentu yang ditampilkan dimana karya-karya seni tersebut nanti diganti-ganti gitu yang dipajang di sepanjang tahun.
Lantai tersebut menampilkan koleksi yang dimiliki MCA. Totalnya ada 4000 objek yang dibuat oleh seniman Australia dalam koleksi MCA tersebut. Karena jumlahnya yang banyak, nggak semuanya bisa ditampilkan sekaligus, sehingga hanya objek tertentu yang ditampilkan dimana karya-karya seni tersebut nanti diganti-ganti gitu yang dipajang di sepanjang tahun.
Wiiih.. ajibnya lagi, MCA punya aplikasi di iTunes dan Google Play yang bisa kita download, namanya "MCA Insight". Yang download udah seribu orang loooh. Museum di Indo boleh coba nih bikin aplikasi gini (kalau ada games yang terkait sama museum yang dibikin aplikasinya lebih seru pasti, misalnya bikin artwork tertentu, atau bikin Amazing Race yang terintegrasi dengan kunjungan ke museum, dsb). Apa aja yang saya temukan di pameran tersebut? Berikut beberapa di antaranya:
Heh. Maksudnya apa coba? Setinggi-tingginya imajinasi saya, nggak bakal kepikiran buat begini sih. Wkwk.. Karya ini dibuat oleh Stephen Birch (1961-2007) #whyisartsoweird #cansomeoneexplain #aintthespidermanlooksexy
This one did catch my eyes, keren! Lukisan gini biasa ditemukan di guci atau piring-piring pajangan, tapi yang ini digambar di porselen berbentuk manusia. Pembuatnya bernama Ah Xian (lahir tahun 1960 di Beijing; tinggal dan bekerja di Sydney dan Beijing).
6 lukisan yang semua label-nya berawalan 'DIS': dismay (kaget dan cemas), displace (menggantikan atau mengubah posisi di luar kebiasaan), disperse (menyebarkan), dispirit (kehilangan antusiasme atau harapan), display (memajang atau pajangan), dan dismiss (membubarkan). Karya ini dibuat oleh Gordon Bennett (1955-2014), yakni seorang seniman yang sangat tertarik pada kekuatan bahasa serta bagaimana bahasa membentuk budaya dan identitas (well, that explains everything).
Ada 4 buah karya yang tampak sangat sederhana dengan content yang juga sangat sederhana dan dipajang berjejer. Masing-masing terbuat dari bahan plastik, kecuali paling kiri (dari cermin). Tiap karya ada judulnya loh, yangpretty much terpampang di tiap-tiap karya tersebut: (1) IT'S SUCH A THIN LINE BETWEEN CLEVER AND STUPID (betuul, it does happen at times, dan maknanya dalem juga kalau dipikir: kita jangan merasa terlalu bodoh, juga jangan merasa terlalu pintar karena ternyata bedanya tipiiis); (2) POETIC SUICIDE (hmm.. nggak ngerti, adakah hubungannya dengan huruf yang hilang A-D-K-N-O? Ooh! Kelima huruf ini menyusun nama belakang seniman pembuatnya >> Danko. Kebetulankah?); (3) A JOYCEAN LAUGH (coba gugel Joycean --> ternyata it refers to someone); dan (4) Chatter (yang artinya: percakapan basabasi --> wondering why he chose this word of all the unlimited options of words in the world). Karya ini dibuat oleh Aleks Danko (lahir tahun 1950 di Adelaide).
Setiap lembar kertas (100 "flip clocks") di atas bisa otomatis (katanya pake baterai) membuka ke lembar kertas berikutnya yang punya warna berbeda, dan timing bukanya beda-beda gitu, menghasilkan suatu permainan warna yang kreatif. Andai aja susunan warna dan permainan timing-nya menampilkan suatu ilustrasi, pasti bakal lebih keren (misalnya membentuk gambar orang, dan kalau di-flip, bentuk orangnya jadi membentuk gambar pemandangan). Karya ini dibuat oleh Rebecca Bauman (lahir 1984 di Perth).
Kap lampu aneka bentuk yang menyala berganti-gantian. Kayak lampu pohon cemara tapi ukurannya jumbo. Nama karyanya "The Price is Right" (heh, hubungannya apa ya, judulnya nggak nyambung gitu). Dibuat oleh Fiona Hall (lahir 1954 di Sydney).
Meski nggak spesial-spesial amat, this one is simply beautiful to look at. Dibuatnya dari akrilik yang dilapisin logam (metalised acrylic) sama benang nilon. Jadinya kalau kena angin bisa agak muter gitu, dan kalau kena cahaya jadi bersinar. Pembuatnya Nike Savvas (lahir 1964 di Sydney).
Tahu nggak ini apa? Jebakan
Ada banyak bark painting (lukisan pada bahan yang terbuat dari lapisan luar pohon) di sini. Lukisan yang ada di sini meng-highlight cerita dan tradisi yang berkaitan erat dengan daratan dan lautan Aussie bagian utara. Dibuat oleh para tetua dan master bark painter yang dihormati.
EmoticonEmoticon