#recycledpost #throwbackJun2011
Hari ini lagi-lagi belajar hal yang beda. Sekitar beberapa jam yang lalu, pertemuan terakhir dari mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang saya ikutin dimulai (weks, UAS is coming!). Biar ilmunya nggak hilang, saya tulis aja yah, hahhaaha... isinya kurang lebih begini yang dijelasin sama Pak Dosen:
1. SAP dan software lainnya yang sejenis SAP itu baru akan smooth dan berjalan dengan baik asalkan tidak mengenal adanya customization. Jadi maksudnya, orang harus mengikuti sistem, bukan sistem yang ngikutin orang. Misalnya Malaysia. Meski kulturnya dekat sama Indonesia, tapi vendor dari Malaysia tidak 100% bisa diterima di Indonesia jika program dia tidak bisa di-customized. Di Indo, orang tuh apa-apa maunya di-customized sesuai keinginan dia. Laporan maunya gini, key-in maunya gini, dll. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang sudah familiardengan sistem yang bukan ERP, sehingga banyak orang awam mengatakan, "Lebih efisien kerja manual". Tapi sebenarnya yah nggak begitu. Soalnya kalau manual, infonya sering nggak akurat.
2. Jadi sekarang sudah zamannya enterprise system kan. Banyak pabrik di satu lokasi yang langsung ke-linked dengan headquarter. Biasanya yang dikontrol di headquarter adalah information system, project management, inventory, purchasing, sales, budget, dan cash management.
4. Kenapa perusahaan Indonesia yang pemiliknya orang Indo masih meng-hire ekspatriat? Soalnya bagi orang Indo >> nggak ada bos = nggak kerja. Sama saja kayak mahasiswa >> nggak ada dosen yah nggak belajar. Nah, kalau ekspatriat itu ada bos atau tidak tetap kerja. Mereka di Indonesia dibayarnya nggak seberapa, beberapa ribu dolar saja (jauh lho dibandingkan di luar negeri), tapi fasilitas yang didapet wah juga.. Hahaha.. Intinya, sebagai generasi muda, kita harus bisa fight lawan orang asing. Kita harus punya integritas. Ada contoh nih, logikanya 'kan kalau orang Korea kerja di sini, dia harus mengerti bahasa Indonesia. Eh, sekarang kebalik lho, malah kita yang harus mengerti bahasa Korea. Kita sebagai orang Indonesia harus bisa ambil posisi yang tinggi di negeri sendiri. Karenanya, kalau sekolah harus belajar yang benar, harus ambil S2 juga, karena zaman sekarang nggak ada manajer yang lulusan S1.
5. Katanya, orang Amrik pintar-pintar gitu. Mereka membawa emas sampai 100 kg per harinya dari Indonesia (benar nggak, sih?). Bayangin kalau emang benar begitu, udah berapa banyak yang dibawa sama mereka, tapi Indonesia nggak berbuat apa-apa. Kita juga kesulitan dapat transferan knowledge dari orang asing. Tampaknya kita harus mengubah diri agar bisa dipercaya supaya bisa dapat transferan knowledge dari mereka. Dan tahu nggak nih, kata sebuah media, dari sekian banyak walikota yang ada di Indonesia, cuma Walikota Solo sama Surabaya yang tidak korupsi. Wuih, gawat juga yah...
6. Dewasa ini banyak sekali motivator yang didatangkan dari luar negeri, misalnya dari Singapura. Mereka suka mengadakan training dan juga camp selama beberapa hari. Ini bagus banget lho, soalnya penting untuk MEMBENTUK KARAKTER. Tapi sayangnya belum tentu bermanfaat, karena mengubah karakter itu perlu waktu, jadi nggak semua peserta bisa berubah juga. Nah, apa yang dilakukan kita-kita yang seusia mahasiswa begini, biasanya menunjukkan kita di masa depan seperti apa. Dari sekarang udah bisa kelihatan mana yang bakalan jadi bos, dsb. Karena itu, ayo selama karakter yang buruk bisa diubah, segera ubah menjadi karakter yang lebih baik.
7. Dosen saya juga ada bilang begini: kuliah sekarang lebih banyak tantangannya daripada kuliah dulu, soalnya ada pengaruh teknologi yang bisa membuat orang jadi malas belajar. Ada "virus-virus" yang perlu kita tahu nih:
a. Virus positif = virus yang diterima karena dipaksa. Misalnya BELAJAR. Kalau nggak dipaksa, biasanya orang nggak akan belajar (misalnya ada UAS, jadi mau nggak mau harus belajar). Nanti lama-lama bisa berubah menjadi karakter.
b. Virus negatif = kalau ini sesuatu yang nggak disadari tapi berubah jadi karakter. Misalnya kamu sering nonton TV, nggak sadar lama-lama TV merubah pola pikir.
8. Nah, bagaimana integration system bisa berhasil? Ini harus pakai VIRUS POSITIF. Harus dipaksa, kalau nggak orang terlalu high resistant. Misalnya saja kayak departemen sales dan marketing. Mereka nggak suka administrasi soalnya susah banget lho buat laporan kayak sales forecast. Oh ya, btw, tahu nggak perbedaan sales danmarketing? Bedanya adalah sales itu menjual tapi tidak pusing-pusing mikirin apakah customer akan beli lagi atau nggak; sedangkan marketing selain menjual juga memperhitungkan customer satisfaction. Susah lho, perusahaan harus bisa deliver satu barang dengan kualitas yang baik dan pengiriman yang on time. ERP memudahkan banyak pihak deh, misalnya aja customer jadi bisa ngecek orderan dia: kapan diterimanya, dsb. Semuanya jadi real time! (atau panggil nggak near real time).
9. Untuk production dan materials management, misalnya, perlu forecast yang akurat dari marketing dan sales. Sebuah pabrik atau divisi manufaktur akan memproduksi dengan hasil yang optimal dan biaya yang berkurang jika dia memproduksinya bisa full kapasitas. Oh ya, di Indonesia tuh gaji buruh sedikit sekali pengaruhi komposisi biaya sebuah produk. Yang paling tinggi adalah material cost (sekitar 70%). Selain itu, biaya untuk energi juga tinggi banget, dan selebihnya merupakan biaya manajemen (untuk bos-bos dan ekspatriat).
10. Ada lagi accounting. Mereka biasanya nge-record transaction business, atau buat summary data. Orang-orangaccounting biasanya pendiam gitu. Nah, kata dosen saya, kalau Anda orang IT, tapi mendapat tawaran pekerjaanaccounting, terima saja. Ilmu itu bisa dipelajari koq dan biasanya perusahaan ngasih training juga lho selama 3-6 bulan. Oh ya, fresh graduate yang bagus biasanya juga bisa menggambarkan proses bisnis perusahaan tempat dia melamar.
11. Nggak lupa tadi juga diterangkan seputar procurement management cycle gitu, dimana step pertamanya mulai dari purchase request terus baru ada purchase order, terus goods reciept, invoice verification, payment, dan kembali lagi ke purchase request.
12. Oh, tadi juga diberi pesan oleh Pak Dosen. Ada seseorang yang pernah bilang kalau orang bodoh mencari data, orang cerdas mencari informasi yang akurat. Harus gali potensi, baik yang tangible maupun yang intangible. Kembangkan skill kita sehubungan dengan teknologi. Dan tentunya, kita harus bisa membuat keputusan. Yang namanya direktur itu dibayar mahal, selain karena dia memberikan waktunya, dia juga harus mampu membuat keputusan yang tepat. Seorang direktur biasanya dalam sebuah perusahaan ada banyak ruang meeting dimana ia berpindah-pindah dari satu ruangan ke ruangan yang lain (satu ruangan paling hanya stay sekitar 15 menit) untuk memberikan keputusan dan harus berani tanggung jawab atas keputusan yang bisa diambil itu.
Pertemuan SIM kali itu sungguh menambah wawasan. Gotta keep this info in mind. Thanks Pak Dosen!
EmoticonEmoticon