Seperti Bali, one of the greatest parts about visiting or staying in Sydney adalah banyaknya pilihan pantai yang bisa dikunjungi. #awesome #notasem #handsup #thumbsup #giddyup! Dan yang terpenting tentunya adalah sistem transportasi massal yang sudah mapan di ibukota benua kangguru ini sehingga nggak perlu pening mikirin cara sampai ke sananya.
Yuuuk... kita ke salah satunya: ada Manly Beach yang nggak jauh dari pusat kota. Berangkat! #latepost #throwbackMay2015
Cara termudah dan termurah untuk menuju ke Manly Beach tak lain dan tak bukan adalah dengan menaiki ferry berwarna hijau-kuning ini dari Sydney Harbour (Circular Quay) platform F1 ke Manly Wharf. Apalagi kalau perginya hari Minggu, hanya AUD2.50 saja pakai kartu Opal (atau as you might have known, gratis tis tis... jika dalam seminggu sudah pakai Opal 8x).
Ternyata banyak banget orang yang mau pergi ke Manly. Tapi karena kapasitas kapal lumayan besar, bahagianya masih kebagian kursi. Frekuensi perahu juga cukup aktif, yaitu sekitar setengah jam sekali (tapi nggak 24 jam loh). Jadwal kapal ferry dari dan ke pantai ini bisa dilihat di sini. Perjalanan yang memakan waktu sekitar 30 menit itu akan melewati sisi depan gedung Opera House juga.
Yaaay... sudah sampai di Manly Wharf. Ramainya hari Minggu sore itu. Ngomong-ngomong lucu yaa namanya manly (= maskulin). Jadi penasaran gitu sama sejarah dari nama tempat ini, apakah ada hubungannya dengan arti kosa kata manly itu sendiri.
Ada banyak toko dan tempat kuliner di sini. Yang saya suka, area untuk pejalan kakinya sangat lebar. Untuk toko, misalnya ada penjual atribut untuk berenang dan selancar bernama Surfection yang tertulis sudah berdiri sejak tahun 1898. Oh ya, ada juga banyak toko oleh-oleh gitu. Saya sendiri nyempatkan diri membeli sehelai hoodie yang tebal dan hangat dengan harga yang suprisingly terjangkau bertuliskan "Manly Beach". Lumayan buat musim dingin nanti.
Anak pantai atau bukan, suasana pantai memang menularkan mood yang santai dan menyenangkan. Langit biru yang membujur di depan mata, suara ombak yang menderu, tiupan angin nakal yang mengibaskan rambut, gempuran bisingnya nada tinggi dari kumpulan burung camar, dan wajah-wajah penuh senyuman para wisatawan yang sedang menikmati waktu mereka dengan sahabat dan keluarga yang terkasih. Aaakh... damainya.
Pantainya cukup ramai tapi masih jauhlah dari over-packed macam Ancol pas lagi musim liburan gitu. Pengunjung datang dari segala umur, mulai dari anak kecil sampai yang sudah senior. Ada beberapa playground anak sederhana, juga sejumlah net di atas pasir pantai yang ramai dipakai turis untuk main voli atau bulu tangkis.
Nggak jauh dari tepi pantai ada sebuah bangunan bertuliskan "Manly Surf Pavilion" (yang nawarin jasa sewa tempat untuk adakan event) dan "Manly Life Saving Club" (yang menurut Wikipedia bantu promote keamanan di pantai Manly dimana "since 1911, no lives have been lost on the beach while the club has been on patrol" - wuauw, kereeen!).
Look at the beautiful waves! Nggak heran kalau ada banyak orang yang bawa papan selancar dan menikmati serunya berselancar di pantai ini.
Senangnya meski ramai dikunjungi orang, pasir pantainya bersih gitu. Paling hanya nemu bunga yang ditinggalin di atas pasir ini. Lumayanlah masih kelihatan cantik dan lebih berperikepantaian daripada ninggalin kaleng keripik atau remasan tisiu.
Karena jalan lebih enak kalau sambil jajan, saya sendiri sempat beli es krim di B&J, dan di malam harinya dinner bareng teman-teman di sebuah restoran yang saya lupa namanya, hehe... Tadinya ingin coba masuk ke resto lain yang review-nya bagus gitu di internet, tapi ternyata ada beberapa rumah makan yang tutupnya lebih cepat di akhir pekan, hiks. Oh yaaa, karena ini adanya di pantai, makanan yang identik dengan Manly tentunya adalah seafood, khususnya Fish & Chips. Jadi Anda bisa research dulu tempat nyicip makanan laut yang enak kalau mau ke sini.
Sore santai yang selowww tapi asoi.
Bungkus, mang!!
Bungkus, mang!!
EmoticonEmoticon