16/07/2016

DIY: Strategi #1 - Seperti Apa Mekanisme Arisan?

Source of picture: gramediapustakautama.com

Ketika membaca sebuah portal berita nasional pada bulan Februari 2013 yang silam, saya menemukan berita soal arisan yang mendadak jadi nge-hip dengan terbitnya buku "Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites" yang ditulis oleh presenter Nadya Mulya dan salah seorang rekannya Joy Roesma. Sejak kecil istilah ini memang wara-wiri di telinga saya, tapi karena saya tidak pernah ikut arisan dan saya juga tidak terlalu punya interest untuk mengulik isu ini, saya pun memahami arisan sebagai tempat kumpul ibu-ibu berduit untuk bergosip sambil mengambil undian uang secara bergilir.


Tapi dengan kembali bergulirnya wacana seputar arisan, saya pun menjadi sedikit penasaran dan menyempatkan diri untuk bertanya kepada Ayah saya yang sewaktu muda pernah menjadi anggota arisan (that's right,arisan bukan hanya milik wanita! *tiba-tiba keinget Tora Sudiro di film Arisan). Beliau menjabarkan sistem salah satu geng arisan yang pernah diikutinya. Menurut Ayah saya, secara umum memang ada beberapa sistem arisan pada era tersebut (tahun 80-an), lalu beliau menjelaskan salah satunya secara khusus kepada saya. Berikut mekanisme arisan:

Fungsi arisan adalah untuk meminjamkan uang. Sebut saja arisan X memiliki sebelas orang anggota. Kemudian atas persetujuan semua anggota, ditunjuklah seorang kepala, misalnya Pak Aris. Ditetapkan juga iuran bulanan yang harus dibayar anggota per bulan, misalnya Rp 1 juta.


Pada pertemuan pertama, semua anggota kecuali Pak Aris diwajibkan membayar Rp 1 juta dan "meminjamkannya" kepada Pak Aris untuk boleh ia gunakan secara pribadi. Jadi dari sepuluh anggota arisan X yang ada selain Pak Aris, Pak Aris menerima total uang sebesar Rp 10 juta.


Pada bulan kedua, setiap anggota yang membutuhkan pinjaman uang akan mengajukan berapa nominal uang yang bisa ia tawarkan. Penawaran tertinggi akan mendapat jatah arisan bulan itu. Misalnya Pak B mengajukan Rp 110 ribu, Pak C mengajukan Rp 100 ribu, dan Pak D mengajukan Rp 120 ribu. Maka Pak D-lah (tertinggi) yang mendapat jatah arisan bulan itu.


Berapa besar uang yang diterima Pak D? Karena Pak D mengajukan Rp 120 ribu, maka masing-masing anggota (kecuali Pak D) cukup membayar Rp 880 ribu (didapat dari selisih iuran bulanan sebesar Rp 1 juta dengan Rp 120 ribu yang diajukan Pak D). Jadi didapatlah 10xRp880ribu = Rp 8,8 juta. Selain itu Pak D akan mendapat uang Rp 1 juta dari Pak Aris yang bulan lalu mendapatkan pinjaman uang (ia menerima kembali uangnya yang pada bulan sebelumnya ia pinjamkan kepada Pak Aris). Jadi Pak D mendapat jatah uang arisan sebesar Rp 9,8 juta.

Nah, meskipun uang yang dibayar oleh anggota lain masing-masing hanya berjumlah Rp 880 ribu, namun Pak D setiap bulannya harus "mengembalikan" Rp 1 juta kepada penerima jatah arisaan selanjutnya. Ini karena Pak D di awal sudah mengajukan penawaran sebesar Rp 120 ribu. Boleh dibilang, Rp 120 ribu ini adalah semacam bunga.

Selanjutnya pada bulan ketiga dilakukan hal yang sama. Namun orang yang sudah mendapat jatah arisan sebelumnya tidak boleh mendapat jatah arisan untuk kedua kalinya. Dengan demikian Pak Aris dan Pak D tidak boleh mendapat jatah arisan lagi.

Jadi pada bulan ketiga, Jika Pak B mengajukan angka Rp 90 ribu, Pak C mengajukan angka Rp 60 ribu, dan Pak E mengajukan angka Rp 85 ribu, maka Pak B-lah yang berhak mendapat jatah arisan pada bulan tersebut. Masing-masing anggota cukup membayar Rp 910 ribu, sehingga Pak B mendapat Rp 9,1 juta untuk iuran bulanan, kemudian juga mendapat Rp 1 juta dari Pak Aris, dan juga Rp 1 juta dari Pak D yang sebelumnya mendapat jatah arisan di bulan pertama dan kedua. Pak B pun mendapatkan Rp 11,1 juta.

Semua anggota pada akhirnya akan mendapat jatah arisan karena orang yang sebelumnya mendapat jatah arisan tidak boleh mendapat jatah arisan untuk bulan berikutnya. Sehingga periode arisan disesuaikan dengan jumlah orang. Karena ada 11 anggota, maka satu siklus arisan akan berjalan selama 11 bulan.


Jadi RANGKUMANNYA: pada bulan pertama, penerima uang adalah Pak Aris (kepala arisan). Untuk setiap bulan berikutnya Pak Aris akan mengembalikan satu juta rupiah hanya kepada penerima jatah bulan itu. Setelah 10 bulan, maka semua anggota akan menerima uangnya kembali yang dulu dipinjam oleh Pak Aris karena semua anggota telah mendapatkan giliran jatah arisan. Jadi, khusus Pak Aris nggak ada "bunga". Dia meminjam Rp 10 juta dan mengembalikan juga Rp 10 juta. Sedangkan untuk bulan-bulan berikutnya seperti Pak D, dia meminjam Rp 8,8 juta dari para anggota lain (sesuai penawaran yang diajukan Pak D) dan harus mengembalikan Rp 10 juta , sehingga ada rugi atau semacam ada "bunga" sebesar Rp 1,2 juta.

Meski tulisan saya rada padet, semoga bisa dipahami ya.. Hihi..


Source of Inspiration: Papa


EmoticonEmoticon