ilustrasi restoran sirip ikan hiu |
Sirip ikan hiu ini mengandung banyak kolagen. Selain dipercaya mencegah penuaan, kebotakan, dan kemandulan, ikan hiu sendiri antara lain mampu mencegah kelainan tulang belakang (bengkok), mencegah reumatik, serta mencegah tumbuh dan tersebarnya sel-sel tumor.
Di Indonesia sendiri, sirip ikan hiu ternyata diekspor sampai ke Hongkong oleh Sulawesi Utara dimana untuk sekali pengiriman, pengusaha perikanan hiu ini bisa mencaplok profit sampai puluhan juta. Di Papua Barat, tepatnya di Kampung Arguni, juga ada penjualan sirip hiu kering. Harganya pun nggak main-main, bisa mencapai satu juta per-kilonya (as of Nov 2009).
Namun sejumlah jenis ikan hiu telah masuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Tahu nggak, sirip ikan hiu dipotong waktu hiunya masih hidup, lho! Terus sisa badannya dibuang ke laut. Ini karena daging ikan hiu nggak mahal-mahal amat dan lumayan menyita space di perahu nelayan. Di dalamnya juga terkandung urea dimana, kalau hiunya mati, akan berubah jadi amoni. Takutnya tangkapan yang lain nanti malah keracunan. Udah gitu, tiap tahun bisa ada 10 juta hiu yang perlahan-lahan mati akibat diambil siripnya. Padahal, kalau di dalam rantai makanan, tahu donk, ikan hiu itu konsumen puncak, jadi sangat vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Di tahun 2008 saja, di dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa 16 dari 21 jenis ikan hiu yang diteliti terancam punah. Negara tetangga kita, Malaysia, sudah aware mengenai hal ini dan melarang menu sup sirip ikan hiu pada acara resmi untuk membantu melestarikan binatang bernama keren Pomacanthus Navarthus ini.
Selain itu, katanya, sih, sirip ikan hiu ini ada bahayanya juga. Ini karena ikan hiu termasuk dalam daftar ikan yang memiliki kandungan merkuri tinggi. Jadi secara nggak langsung, merkuri itu ikut masuk ke dalam tubuh kita ketika kita mengkonsumsinya.
Setelah tahu semua ini, jadi mikir-mikir lagi, deh, mau makan sirip ikan hiu atau nggak ya?? :P
EmoticonEmoticon