Karena nggak pingin lupa, saya tulis ini. Bermanfaat banget soalnya! Maklum otak kadang nggak sanggup kalau suatu waktu perlu rewind terlalu jauh ke belakang. Hehe.
Salah satu kantor tempat saya pernah magang belum lama ini mengadakan sebuah workshop seharian penuh dengan aneka aktivitas seru. Salah satu agendanya menghadirkan seorang bernama Rahaf Harfoush, seorang wanita inspiratif asal Perancis yang hari itu bicara sebagai founder dari organisasi 'think tank' temuannya yang bernama "Red Thread Inc.". Temanya tentang teknologi, inovasi dan kreativitas. Menarik, sangat menarik. Ada bagian yang 'nyantol' banget di kepala saya dan sekali lagi, karena nggak pingin lupa, saya tulis ini. ┌(_o_)┐
Zaman
sekarang adalah eranya 'Architech' (wiiih, istilah baru nih, not architect alias arsitek loh; jadi kalau coba
di-Indo-in: Arsitekno) -
maksudnya banyak banget individu dan organisasi yang memberdayakan teknologi untuk
mengembangkan produk/jasa secara inovatif dan memiliki nilai tambah. Contoh yang menarik: LearnVest (software pintar
buat bantu kelola keuangan pribadi), Smarter Stand (cover tablet
yang bisa ditekuk-tekuk) dan M-PESA Safaricom (jasa transfer duit pake hape di
Kenya tanpa perlu punya akun bank dan handphone-nya bahkan nggak perlu yang
canggih).
Semua
ini tentunya lahir dari kreativitas. Eits, dilarang sedih. Kabar baiknya,
kreativitas bisa dilatih loh. Hmm... ralat!! Bukan bisa dilatih, tapi tepatnya "perlu
dibiasakan". Naaah... Harfoush sempet share tiga kebiasaan yang harus kita miliki
supaya makin hari kita jadi makin kreatif, sebagai berikut:
1. Spot
Opportunity (sadari
kesempatan yang ada!): kita harus mencari sumber baru. Kita nggak akan
menemukan inovasi kalau kita hanya baca hal-hal yang ada di lingkup industri
kita. Misalnya Anda seorang koki dan rajin menggali hanya soal industri
makanan. Itu baik, tapi ada yang lebih baik lagi kalau Anda mau dapat ide
segar: melihat dan belajar hal-hal di luar industri makanan.
Contohnya Anda belajar dari para drug dealers atau jaringan narkoba! Wuah, terdengar nyimpang banget tapi banyak loh yang kita bisa pelajari dari mereka. Coba renungkan gimana mereka bisa sukses pasarin narkoba, manage risiko, atur harga jadi mahal, pertahanin customer, dsb. Bisnis besar itu!
2. How You Create Ideas and Connect Them to the
Problem (selama ini
gimana cara Anda menghasilkan ide dan menghubungkannya ke masalah yang ada):
kita harus membuat serangkaian daftar ide, jangan cuma satu ide saja. Terlalu
sering orang berhenti pada satu ide karena melihatnya sudah cukup baik untuk
menjawab masalah yang ada. Selalu pikir lagi, dan keluarkan setidaknya lima
buah ide, kemudian vote mana yang terbaik.
Contoh yang bisa diterapin untuk
individu/kelompok supaya kaya akan ide: setiap
hari kumpulkan bawahan
Anda dan minta mereka untuk menuliskan 10
ide top dalam 2 menit - get your timer ready (misalnya
tuliskan 10 hal yang bisa diperbaiki dalam divisi Anda).
Topiknya bisa yang lebih santai juga, misalnya tuliskan 10 cara agar tetap
segar setelah makan siang atau 10 cara mengurangi kemacetan. Awalnya pasti hanya
ada sedikit orang yang bisa tulis 10 ide dalam 2 menit, tapi semakin sering
dilakukan, semakin banyak orang yang sukses tulis 10 ide dalam 2 menit.
Contoh lain (ini saya pernah dengar dari
pembicara lain): melakukan sesuatu dengan cara berbeda. Pembicara tersebut pernah suruh
anaknya jalan
kaki mundur ke sekolah. Wuaah, nekat! Tapi konsepnya boleh
ditiru ini. Coba deh besok-besok ke kantor atau ke sekolah lewat jalan lain.
Jangan-jangan ada jalan yang lebih cepat atau lebih aman daripada jalan yang
Anda biasa lalui sekarang. Coba sikat gigi pakai tangan kiri. Coba buat tugas
sambil berdiri (atau jongkok sekalian, heh) daripada duduk. Selalu cari cara
baru, evaluasi dan bandingkan dengan cara sebelumnya, lalu terapkan yang paling
efektif dan efisien. Pasti jadi kreatif kalau membiasakan mikir cara baru tiap
hari.
3. How You Share Ideas (selama ini gimana cara Anda
menyampaikan ide): ini juga harus dilatih. Kita harus berlatih menyampaikan
pendapat (yes, ini bisa dilatih)! Jangan sampai di
dalam kepala isinya seru banget, tapi tidak bisa komunikasikan ke orang. Selain
itu, apakah Anda yakin bahwa selama ini orang memahami maksud yang Anda
sampaikan? Ada caranya niih, jadi misalnya tiap hari kita kumpul, lalu wajibkan
setiap orang untuk menyampaikan pendapat. Setiap satu orang selesai
menyampaikan opininya, suruh semua orang lainnya dalam kelompok itu untuk tulis
ulang maksud omongan orang tersebut. That
way, orang yang berbicara itu bisa baca dan renungkan apakah orang lain
sebetulnya mengerti maksud omongannya.
Oh ya, satu lagi! Kita juga perlu belajar cara kasih feedback.
Setiap kali ada pendapat orang yang nggak sesuai sama pendapat kita, jangan
sanggah pake kata "TAPI", sebaliknya pakailah kata "IYA, DAN...". Memakai kata "DAN" akan mendorong seseorang untuk menambahkan kalimatnya dan mengembangkan idenya tersebut.
EmoticonEmoticon