Hidup memang penuh pilihan dan resiko. Tapi... sudah kenalkah Anda dengan sumber-sumber resiko yang mengelilingi bisnis Anda? Menurut Gitman (2006: 227, saya coba terjemahkan), ada 9 macam sumber resiko populer yang membawa dampak bagi para manajer keuangan dan pemegang saham:
A. Resiko yang secara spesifik berkaitan dengan perusahaan:
1. Resiko Bisnis: adanya kemungkinan bahwa perusahaan tidak mampu menutupi biaya operasionalnya. Tingkat resiko ini ditentukan oleh stabilitas pendapatan perusahaan serta struktur dari biaya operasionalnya (biaya tetap vs biaya variabel).
2. Resiko Finansial: adanya kemungkinan bahwa perusahaan tidak mampu menutupi kewajiban finansialnya. Tingkat resiko ini ditentukan oleh kemampuan untuk memprediksi arus kas operasional perusahaan serta kewajiban finansial yang berbiaya tetap.
B. Resiko yang secara spesifik berkaitan dengan pemegang saham:
3. Resiko Suku Bunga: adanya kemungkinan bahwa perubahan suku bunga akan membawa dampak yang merugikan terhadap nilai sebuah investasi. Kebanyakan investasi kehilangan nilainya ketika suku bunga meningkat dan mengalami peningkatan nilai ketika suku bunga jatuh.
4. Resiko Likuiditas: adanya kemungkinan bahwa invetasi tidak dapat dilikuidasi dengan mudah pada harga yang wajar. Likuditas sangat dipengaruhi oleh ukuran dan kedalaman pasar dimana investasi lazim diperdagangkan.
5. Resiko Pasar: adanya kemungkinan bahwa nilai sebuah investasi akan menurun karena faktor-faktor pasar yang tidak bergantung pada investasi tersebut (misalnya peristiwa-peristiwa ekonomi, politik, dan sosial). Pada umumnya, semakin nilai tertentu dari sebuah investasi meresponi pasar, semakin besar pula resikonya; semakin nilai investasi tersebut tidak memberi respon, semakin kecil resikonya.
C. Resiko perusahaan dan pemegang saham:
6. Resiko Peristiwa: adanya kemungkinan bahwa sebuah peristiwa yang benar-benar tidak diduga membawa dampak yang signfikan pada nilai perusahaan atau investasi tertentu. Kejadian-kejadian yang tidak sering terjadi ini, misalnya penarikan obat resep yang populer atas mandat pemerintah, biasanya mempengaruhi hanya sebagian kecil kelompok perusahaan atau investasi.
7. Resiko Nilai Tukar: exposure dari prediksi arus kas masa depan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang. Semakin besar kemungkinan terjadi fluktuasi nilai tukar yang tidak dikehendaki, semakin besar pula resiko dari arus kas, dan karenanya menurunkan nilai perusahaan atau investasi.
8. Resiko Daya Beli: adanya kemungkinan bahwa tingkat perubahan harga yang diakibatkan inflasi atau deflasi dalam ekonomi akan membawa dampak yang merugikan arus kas dan nilai investasi. Biasanya, perusahaan atau investasi yang arus kasnya bergerak sesuai dengan tingkat harga umum memiliki resiko daya beli yang rendah, sedangkan perusahaan atau investasi yang arus kasnya tidak bergerak sesuai dengan tingkat harga umum memiliki resiko daya beli yang tinggi.
9. Resiko Pajak: adanya kemungkinan terjadi perubahan dalam perundang-undangan pajak yang tidak menguntungkan (unfavorable). Perusahaan dan investasi yang nilainya sensitif terhadap perubahan perundang-undangan pajak memiliki resiko yang lebih besar.
Sumber: Gitman, L.J. (2006). Principles of Managerial Finance. (11th Edition). United States: Pearson Education, Inc.
EmoticonEmoticon