#recycledpost #throwbackSept2013
Woah. Membuka website airasia dan menemukan ada tiket murah untuk pergi ke Kuala Lumpur. Bisa pergi berempat, bolak-balik hanya dengan Rp. 1,3 juta-an. Berempat lho, berempat, bukan per orang. Satu.. dua.. tiga.. empat.. Pas banget! Di rumah ada papa, mama, aku, dan adikku. Okelah kalau begituu. Kami pun membuking tiket untuk perjalanan setengah tahun di muka. Tapi enam bulan berjalan tanpa terasa, and the time finally came! Saatnya capcus ciinn..
Dengan tiket di tangan dan tentengan secukupnya untuk survive 4 hari ke depan (maklum karena naik low cost carrier, jadi hanya dapat cabin baggage), kami melangkahkan kaki masuk ke Terminal 3 Soetta. Pesawat delayed sekitar setengah jam (argh). Tapi pesawat terisi penuh (berbeda saat saya pulang, banyak bangku kosong) dan kami dilayani oleh para pramugari yang berbicara dalam bahasa Melayu/Inggris dan berseragam casual: kemeja merah AirAsia dan celana jeans (Ha, celana jeans. Kaget juga melihat pramugari nggak pakai pakaian formal atau kedaerahan ala-ala airline pada umumnya. Beda aja gitu, tapi saya pribadi lebih prefer mereka berbaju formal, soalnya kelihatan terlalu santai dan jadi bener-bener berasa ini naik low cost, hehe). Denger-denger sih gaya casual oleh para cabin crew ini memang dikhususkan untuk penerbangan weekend (fyi, saya berangkat hari Sabtu) guna memberi penampilan yang menyegarkan.
Kurang lebih perjalanan selama dua jam. Karena nggak dapat makanan, kalian bisa pesan online atau beli makanan di pesawat kalau lapar. Harganya di kisaran RM 6 (untuk biskuit, mie cup gitu-gitu, aneka jenis minuman kecuali air mineral seharga RM 3), RM 10 untuk roti dan sejenisnya (sandwich kebab wrap, chicken wrap, dsb) dan RM 15 untuk makanan berat (aneka jenis nasi yang keliatan enaaak dan wanginya nikmat tenan'). Dan tentu saja, ada juga in-flight magazine AirAsia (namanya "travel 3sixty") dan layanan jual aneka goodie (merchandise khas AirAsia, barang-barang travel dan holiday), serta aneka gadget dan tools yang berguna untuk jalan-jalan, (misalnya Digital Weighing Scale - buat nimbang bawaan tapi digantung gitu nimbangnya, bisa sampai 40 kg, seharga RM 69).
Begitu turun, langsung notice bahwa bandara udara LCCT (Low Cost Carrier Terminal) tempat saya mendarat dipenuhi oleh pesawat AirAsia (kala itu hanya ada satu pesawat dari airline lain selain AirAsia), tidak seperti Indonesia yang lebih variatif (selain AirAsia, ada juga sejumlah pesawat Citylink, TigerAir Mandala, dsb). Nggak mengherankan sih, soalnya AirAsia origin-nya dari Malaysia. Sekedar info aja, ada dua bandara di KL, yang satu adalah LCCT (khusus untuk budget airlines) dan yang satu lagi adalah KLIA (Kuala Lumpur International Airport).
Setelah melewati bagian imigrasi, kami langsung mencari booth yang membeli tiket bus untuk menuju KL Sentral, letaknya tidak jauh dari conveyer belt (ada satu titik dimana kalau belok kanan kamu akan ketemu conveyer belt, tapi kalau lurus akan di ujungnya ada pintu keluar, dan sebelum pintu itu ada booth yang menjual tiket bus). Oh yaa, sebelumnya ada 4 cara yang bisa kamu tempuh untuk pergi KL Sentral, yang bisa kamu temukan di link website berikut ini: bit.ly/1aq37s9
Begitu turun, langsung notice bahwa bandara udara LCCT (Low Cost Carrier Terminal) tempat saya mendarat dipenuhi oleh pesawat AirAsia (kala itu hanya ada satu pesawat dari airline lain selain AirAsia), tidak seperti Indonesia yang lebih variatif (selain AirAsia, ada juga sejumlah pesawat Citylink, TigerAir Mandala, dsb). Nggak mengherankan sih, soalnya AirAsia origin-nya dari Malaysia. Sekedar info aja, ada dua bandara di KL, yang satu adalah LCCT (khusus untuk budget airlines) dan yang satu lagi adalah KLIA (Kuala Lumpur International Airport).
Setelah melewati bagian imigrasi, kami langsung mencari booth yang membeli tiket bus untuk menuju KL Sentral, letaknya tidak jauh dari conveyer belt (ada satu titik dimana kalau belok kanan kamu akan ketemu conveyer belt, tapi kalau lurus akan di ujungnya ada pintu keluar, dan sebelum pintu itu ada booth yang menjual tiket bus). Oh yaa, sebelumnya ada 4 cara yang bisa kamu tempuh untuk pergi KL Sentral, yang bisa kamu temukan di link website berikut ini: bit.ly/1aq37s9
Ini cara paling murah menuju KL Sentral: kami membeli tiket Aerobus seharga RM 8 per orangnya. Tiket ini bisa langsung kamu beli bolak balik (tapi untuk langsung beli paket bolak balik hanya bisa beli di situ) supaya nggak ribet beli lagi pas pulangnya. Selain itu, harganya jadi lebih murah dimana kalau kamu beli bolak balik (two ways) akan dapat diskon. Harganya cuma jadi RM 14 (perhatian: harga tiket dari LCCT ke KL Sentral adalah RM 8, sedangkan harga tiket dari KL Sentral ke LCCT adalah RM 10). Untuk anak-anak usia 5-10 tahun, harganya lebih murah lagi lhoo, yaitu sebesar RM 4. Tiket Aerobus berlaku untuk satu bulan.
Oooh ya, jam tiket bus-pun nggak dipatok jam sekian (seperti kalau kayak naik pesawat 'kan sudah pasti tuh jadwal pergimu). Jadi asalkan ada Aerobus yang mau berangkat dan masih muat (bus berangkat setiap setengah jam), kamu bisa naik ke dalamnya (lihat jadwal di atas). Bus ini bewarna kuning merah, dan interior di dalamnya terlihat cukup tua dan usang, tapi dengan harga segitu lumayanlah.
Sebelum naik bus, kami memutuskan untuk makan siang dulu. Sebetulnya banyak juga tenant dengan brand yang sudah terkenal hadir di area makan tidak jauh dari "Ketibaan Antarbangsa" LCCT. Tapi kalau kamu mau ke food court-nya, ada juga, letaknya di ujuuuung banget, deket tempat bus pada ngetem, namanya "Food Garden". Harganya saya rasa juga lebih murah dibanding makan di tenant yang ada di sana. Makanannya variatif (nasi lemak, KFC, nasi yang lauknya bermacam-macam dan kita pilih sendiri, lalu ada juga Nasi Padang!, dan berbagai pilihan lainnya). Salah satunya, saya pesan gambar di sudut kanan atas (jujur rasanya bumbunya saya kurang suka, tapi well, beda orang beda selera sih), area tempat duduknya luas, dan ada toilet juga.
Perjalanan sekitar 60-70 menit (dan umumnya penumpang pada ketiduran, haha), tergantung supir yang bawa dan macet tidaknya jalan. Sepanjang jalan dekat bandara ditumbuhi buanyaaak sekali barisan pohon palem (sepertinya itu pohon palem, bentuknya kaya pohon kelapa tapi buntet). Dan akhirnya tibalah kami di KL Sentral. Di sini adalah train exchange, jadi selanjutnya silahkan menaiki jurusan dan tipe kereta yang ada sesuai dengan tempat tujuanmu. Kamu bisa melihat map dari integrated rail system-nya di sini: bit.ly/164XizF. Sangat convenient lho mengetahuinya, jadi siapa tahu kamu pengen print atau simpan di smartphone-mu selama jalan-jalan di sana.
EmoticonEmoticon