Penulis Dalam suatu acara keluarga di awal tahun ini, sepupu saya yang merupakan wakil kepala sekolah dari sebuah sekolah Internasional mengajak beberapa guru-guru bule dari sekolahnya untuk ikut dalam acara keluarga kami. Salah satu di antaranya datang dari Aussie dan saya pun ngobrol hampir setengah jam dengan beliau. Ada bagian percakapan yang membuat saya cukup terkesan karena saya 'malu'. Hehe.
Beliau bercerita baru saja jalan-jalan ke Pelabuhan Sunda Kelapa dan menunjukkan beberapa gambar. Saya malah tidak tahu apa-apa dan agak bingung merespon saat WNA yang murah senyum itu melontarkan beberapa pertanyaan terkait Pelabuhan tersebut. *pipi merona* Akhirnya di libur akhir tahun kali ini, tepatnya hari ini (24 Des 2015), saya pun mampir ke sini karena takut ada yang nanya lagi pengen tahu, sekalian ingin mengunjungi Museum Bahari yang ada di dekatnya.
Oh, ketemu. Pada pintu gerbang utama, terpasang papan harga tiket yang dibedakan berdasarkan kategori (banyaaak kategori) mirip papan yang ada di pintu masuk tol. Untuk mobil sedan, jeep, dan sejenisnya yang saya gunakan dikenai Rp 4.000 sekali masuk. Sedangkan secara perorangan tidak kena biaya.
Di sini ada banyak sekali kapal besar yang dalam kehidupan sehari-hari (#cieilehbahasanya) tidak saya temui, suasana yang cukup berbeda dari pusat bisnis ibukota. Nampak satu-dua orang wisatawan asing, dan memang tidak terlihat wajah-wajah turis lokal.
Saya tidak turun dan hanya melihat-lihat berkeliling dari jendela mobil, memutari semua bagian jalanan yang bisa dilalui mobil. Jika turun, tentu Anda akan lebih leluasa untuk mencari sudut foto yang lebih okeh dari saya dimana para perahu raksasa (yang umumnya punya label nama dalam bahasa Indo) berderet rapi dengan gagahnya.
Ada banyak tumpukan kontainer barang. Nampak juga sejumlah alat berat dan aktivitas bongkar muat, seperti karung-karung coklat yang berisi sesuatu (beras? gula? atau semen, maybe?). Suasana tidak terlalu sibuk, mungkin karena hari ini masih pagi dan hari cuti bersama.
Demikianlah isi Pelabuhan Sunda Kelapa. Tidak terlalu banyak yang bisa dilihat atau dikerjakan, namun menyegarkan aja untuk ganti suasana. Bolehlah puter-puter sebentar. Siapa tahu bisa jadi rute baru Anda untuk bersepeda, haha... Dan karena itu, sebaiknya pergi ke sini hanya jika dilakukan sekalian dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di sekitarnya, seperti Museum Bahari, Muara Angke, serta TWA Angke Kapuk.
EmoticonEmoticon