If there is one place you must visit in Melbourne, pilihannya tak lain tak bukan jatuh kepada... Brighton Beach! So, lepas menjelajahi sekitaran pusat bisnis Melbourne, saatnya ambil mobil di dekat penginapan dan here we go! #omteloletom #brembrem #throwbackApr2015
Aseek.. sudah dekat. Saatnya cari parkir gengs. Ternyata banyak rumah ber-desain unik dan modern yang tampak berkelas nggak jauh dari pantai. Berasa kayak anak kecil yang excited saat cuci mata melihat deretan rumah-rumah mewah ber-eksterior variatif di area Danau Sunter atau Menteng. Ternyata menurut Oom Wikipedia: "Brighton houses some of the wealthiest citizens in Melbourne with grand homes, and the development of large residential blocks of land." Oooh, pantes... interesting fact nih.
Wuaauwww... langsung takjub bahkan saat cuma lihat gundukan pasir yang luas sekali. Keren sangat, dua-rius! Dan nggak cuma di atas pasir aja - ada sejumlah spot bagus lainnya untuk foto, seperti jalan setapak dengan kursi kayu hijau yang bisa banget difungsiin jadi latar foto OOTD. Oh ya, kalau Anda bawa heli gukgukguk, ada aturan bahwa sang dogi tidak boleh dilepas di pantai, tapi harus diikat di jam 10.00 - 19.30 pada tanggal tertentu. Turut sedih untuk pemiliknya, tapi buat hooman yang jantungnya cenat-cenut nggak karuan saat bertatapan sama anjing dari jarak 2 meter seperti saya, it's kinda relieving. He.
Woh-woh-woh! Took me a moment to dive into the moment (pun intended, lol), but I was really there, wasn't I? Di depan 82 beach bathing boxes berbentuk rumah (yang berbentuk persis kayak bentuk rumah yang suka saya gambar karena saya nggak jago gambar, ha) yang berjajar cantik dengan warna-warninya, looking so catchy like beautiful candies!
Beberapa di-cat dengan gambar kartun (ombak laut, kangguru, bahkan kepiting), sedangkan sejumlah lainnya di-cat mirip warna dan motif bendera (Belanda, Ukraina, dan... Aussie!). Matahari plis jangan terbenam dulu. Biarkan kami ambil unlimited selfies, wefies dan... pokonya fotooo centil sampai lelah!
Setelah jempol ini nggak ada tenaga lagi buat pencet tombol kamera, kami yang kehabisan ide pose dan bewajah kelaparan ini, tiba-tiba kangen masakan mama di rumah dan bergegas cari resto sebelum kelihatan tambah ngenes. Nggak salah masuk ke Kanpai di Chapel Street, karena masakannya wuenank pol, ditambah lagi service-nya ramah kali. Te-o-pe-be-ge-te kalau kata anak '90-an.
Lepas dinner, kami mengademkan diri pakai angin cepoi-cepoi sambil jalan kaki di sepanjang Yarra River. Dengan background Southgate Pedestrian Bridge yang membusur indah dan gedung-gedung metropolitan yang kelap-kelip lampunya bertaburan menghiasi angkasa, kami pun nggak melewatkan kesempatan untuk memulai kembali sesi narsis kami. Suasananya santai sekali, deh!
Di sepanjang jalan ini ada orang yang membuat fun games dengan hadiah uang, seniman jalanan yang jago paint brush, dan yang nggak kalah menarik yaitu adanya restoran di dalam kereta: The Colonial Tramcar Restaurant. Menurut review para netizen, resto ini recommended pisan loh, meski akhirnya kami cuma memandang dari luar, secara resto ini masuk kategori fine dining (baca: mahaaal) dan kurang bulet apalagi perut ini.
Di Yarra River tadi, salah seorang dari kami bertemu dengan seorang teman yang menemani kami berkeliling. Ia pun membawa kami ke Curtin House untuk nongki di atapnya, yakni Rooftop Art Space. Tempat outdoor ini dilapisi dengan rumput buatan, punya kapasitas yang cukup luas dengan meja berpayungnya, jual makanan dan minuman, menawarkan night view yang ciamik, serta dilengkapi dengan layar besar. Asiklah buat kongkow dan nobar pas ada pertandingan bola.
Ternyata kami lapar lagi dan temannya teman saya membawa kami makan ke satu tempat bernama Stalactites, untuk take away Souvlaki, semacam sate khas Yunani yang oleh resto ini disajikan dalam roti Pita. Saya pun sharing berdua teman, memesan satu Mixed Souvlaki yang berisi campuran daging domba dan ayam. Slurrppp... ~lezat sekali!! Demikianlah malam terakhir kami di Melbourne ditutup dengan makanan. Muahaha!
EmoticonEmoticon