Pagi, pagi, selamat pagi! Langsung nyengir kuda nil begitu melek dan sadar kalau diri ini ada di Melbie. Aseeek... setelah wangi-mewangi hasil antri kamar mandi dengan sesama penghuni hostel dan tak lupa BB-cream-an secukupnya, kami pun mulai jalan keliling Melbourne. #throwbackApr2015
Eits, di meja resepsionis hostel ada brosur tur gratis Melbie dengan jalan kaki selama 2,5-3 jam dipandu oleh tour guide lokal. Tur ini ada tiap hari loh, baik saat hujan maupun hari cerah, dan ada 2 shift. Sesi pertama pk 10.30 pagi dan sesi kedua dimulai pk 14.30 siang. Turis cukup pergi ke Sir Redmond Barry Statue di depan State Libary dan mencari pemandu berbaju hijau cerah.
Tak perlu daftar dulu, Anda tinggal datang ke sana. Fyi, "I'm Free Tour" ini di antaranya meng-kaver: (1) Street Art; (2) Federation Square; (3) Free Things to Do; (4) Outlaw Ned Kelly; (5) Flinders St Station; (6) Yarra River; (7) Princess' Theatre; (8) Melbourne Laneways; (9) Melbourne's Underworld; (10) Melbourne's Arcades; (11) State Library of Victoria; (12) Old Melbourne Gaol; (13) Indigenous History; (14) Royal Exhibition Building; (15) Eureka; (16) Batman; (17) Chinatown; dan lainnya.
Tapi biar santai akhirnya kami putuskan mau otodidak saja, alias mengandalkan peta online dan naluri tanya orang untuk berkelana keliling kota. Perjalanan dimulai dengan naik tram kecil yang lewat di tengah jalan di dekat hostel dengan memakai kartu pra-bayar MYKI yang dikeluarkan oleh PTV (Public Transport Victoria). Tram-nya sepi sehingga kami langsung dapat kursi dan yang penting, nggak begitu malu untuk bernasis ria di dalam tram, wuakakak...
Kalau di Macau ada situs Ruins of St. Paul yang ikonik ituh di penghujung Senado Square, jrenggg... kalau di Melbourne ada St. Paul's Cathedral yang berdiri megah di Federation Square dengan arsitektur eksteriornya yang sangat khas Eropa dan tampak indah.
Sebelum nyeb'rang ke sana gengs, kita lanjut jalan dulu ke Degraves Street. Wajib banget ambil foto dan video di tengah jalan yang bentuknya kayak lorong ini. Spot yang tampak keren di kamera, apalagi karena di kiri-kanannya ada aneka ruko yang menarik, termasuk deretan meja berpayung. Psstt.. kami bikin video pendek loh di lorong ini. Salah satu toko yang saya ingat ialah toko aksesoris "Sine Qua Non" dimana nama tokonya ternyata adalah kata benda dalam bahasa Latin yang sering muncul dalam kalimat Inggris dengan makna "sesuatu hal yang sangat penting dan mutlak dibutuhkan", #belajarvocab.
Juga sebuah toko bernama "The Soup Place" yang memajang aneka sup hangat dalam 9 pot berwana hitam. Kerennya nih, toko ini punya proyek pay-it-forward dimana pelanggan bisa sumbang uang lebih sebesar $3.50 dan meninggalkan pesan di post-it untuk ditukar dengan semangkuk sup oleh siapapun tunawisma yang lapar dan perlu makanan (harga normal $7.50).
Kami yang belum sarapan pagi pun masuk ke kafe "Perkup Burgers" yang meski luasnya kecil tapi cantik dan cozy. Guess what, salah satu menunya adalah burger kangguru (outback burger) yang jadi pesanan saya hari itu meski agak nggak tega makannya, #ihik, dimana (seingat saya) rasanya mirip tapi nggak se-strong kambing. Btw, mereka punya mesin kopi yang tampak imut dengan warna soft pink-nya. Dan juga sebuah papan berisi quote keren tentang semangat untuk "give it your all".
Pose wajib berikutnya adalah di depan Flinders Street Railway Station. Gedung warna kuning di persimpangan jalan yang nggak mungkin nggak kelihatan ini hampir selalu masuk ke checklist-nya para turis Melbourne. Di area ini ada juga sepeda biru Melbourne yang bisa Anda sewa (pakai mesin self-service) dengan kartu kredit seharga $2.90 untuk 30 menit pertama dan tambahan fee tertentu untuk jam pemakaian berikutnya. Ada pula patung Captain Matthew Flinders yang namanya dijadikan nama jalan tempat kami berada sekarang.
Daaaan... ternyata McDonald's kalau di Melbourne disebut Macca's. Betul-betul tertulis "Macca's" looh di plangnya.
Balik lagi ke Federation Square, dan tiba-tiba sudah ada kerumunan orang yang tidak terlihat tadi pagi. Wuah, ternyata ada street performance di tengah square ini yang menyedot perhatian dan gelak tawa banyak orang. Setelah nonton sebentar, kami bergegas ke Melbourne Visitor Centre untuk cari opsi mau kemana lagi setelah ini. Ternyata Centre yang terletak di bawah tanah ini lengkap juga untuk bantu-bantu turis cari ide: ada brosur aneka tempat wisata di Melbourne, layar interaktif, petugas yang bisa ditanya-tanya, dan juga toko oleh-oleh.
Kami sekarang ada di pusat belanja "The Block Arcade". Di sini akhirnya saya melihat pemandu tur gratis "I'm Free Tour" yang nggak jadi kami ikuti dan lagi sibuk nungguin grup turisnya selfie cantik dengan latar langit-langit dan lantai catur keren di Arcade ini.
Ada juga timbangan berat badan bersejarah (Victorian Scale No. 228) yang berusia 130+ tahun (dibuat pada tahun 1880 di Inggris). Juga ada satu toko kue yang antriannya mengular-naga-panjangnya-bukan-kepalang bernama "Hopetoun Tea Rooms" (kayak antrian BreadTalk pas baru buka dulu) yang tampak mewah dari luar.
Lepas tu, grup kami terpecah jadi dua, ada yang mau belanja pakaian di toko-toko ritel sekitar Melbourne Central karena sedang banyak sales, ada juga yang mau sightseeing putar-putar. Karena nggak hobi belanja baju, saya pun ikut kelompok yang kedua. Menyenangkan aja jalan kaki lihat-lihat sekeliling jalan: ada yang gedungnya tradisional, ada yang modern, ada juga sekumpulan senior citizen yang sedang berdemo di tepi jalan (wuah.. baru lihat para lansia jadi peserta demo).
Sempat juga melewati China Town, dimana di sini kami masuk ke supermarket Oriental "Laguna" yang ada produk Indonya dan ke toko sepatu keds yang display-nya nampak futuristik.
To close the first half of the day, saya diajak teman minum kopi di Brother Baba Budan yang dapat review bagus di dunia maya. Ternyata baik kopi maupun tempatnya memang enjoyable. Ramai banget antriannya, tapi kami masih dapat kursi. Dekornya unik meski agak pusing lihatnya, lol, yaitu kursi-kursi yang digantung di langit-langit.
Teman saya yang hobi minum flat white selama di Aussie dan saya yang suka cappuccino serta seorang lagi yang saya lupa pesan apa, hehe, kami bertiga menikmati santainya suasana kafe ini di balik seruputan kopi sambil menunggu grup yang lain selesai belanja. Itung-itung ngelurusin kaki yang udah pegal sebelum sore nanti lanjut lagi ke Brighton Beach:) Coffee is the sine qua non of my sanity. Lol, berguna kan belajar vocabulary baru di atas tadi..
EmoticonEmoticon